Senin, 02 Juni 2014

Warteg Seberang Kampus

Sore itu ada jadwal UTS dikampus, pulang kantor kulirik jam tangan masih tersisa satu setengah jam lagi sebelum UTS dimulai, resiko kuliah malam sehingga ujian pun malam.
 
Turun angkot persis depan kampus, kuputuskan makan di warteg seberang kampus, setelah memesan beberapa menu favorit kusempatkan mengechek beberapa socmed di handphone, beberapa teman kampus bermunculan update sudah standby di kampus untuk mengikuti UTS yang sama. 
 
Pesananku tak lama kemudian datang, aku mulai makan sambil sesekali masih mengechek handphone, kuperhatikan sekeliling warteg ini lengang, hanya aku sendiri yang baru mulai menikmati pesananku, tak lama seseorang datang lalu memesan makanan kemudian pergi dan suasana kembali lengang. 

Perhatianku mulai beralih ke jalan raya di depan warteg, jalanan yang memisahkan warteg ini dengan kampusku, lalu lalang kendaraan yang disinari matahari senja, beranjak terbenam mulai malam. Sejenak kemudian ritme makanku agak mulai perlahan, memoriku berputar ke beberapa waktu sebelum saat ini.

Aku masih ingat waktu pertama kali memesan makan di warteg ini adalah saat awal semester sebagai seorang mahasiswa baru, bersama dengan kekasih baru salah seorang teman baru di kelas baru. Salah satu kenangan bersama ia yang saat ini sudah kusebut mantan kekasih.

Lalu kuingat pernah makan bersama dua orang sahabat, hanya memesan makanan ala kadarnya duduk berjajar satu bangku, membahas tentang kuliah, teman dan tentu saja yang paling hangat adalah bahasan tentang cinta, keduanya setuju kekasihku saat ini tak memancarkan chemistry cinta bila bersamaku, aku tak perduli karena hatiku yang paling tau. Berlanjut dengan bahasan betapa ego salah satu sahabat yang tak mau mengakui bahwa ia sangat menyukai seorang teman lelaki dikelas. Bahasan tak kunjung berakhir walau porsi makan sudah berakhir dan belanjut hanya memesan minum, suasan warteg itu sangat riuh meskipun hanya kami bertiga di warteg itu. Salah satu kenangan bersama sahabat yang saat ini sudah kusebut teman.

Beralih lagi ke suatu kenangan dimana seusai kuliah malam dan aku makan malam dengan seorang kekasih diluar kekasihku saat ini, kenangan lain dengan seorang yang saat ini kusebut dengan teman saja.

Makanan pesananku sudah hampir habis, dan disenja ini baru kusadari, warteg ini masih sama seperti pertama kali aku makan disini, warteg ini juga masih bertempat di seberang kampusku, akan tetapi suasananya yang berbeda, warteg ini hanyalah sebuah warung makan biasa, yang membuatnya berbeda adalah denga siapa aku pernah makan disana, cerita apa yang pernah terjadi disana. Aku merasa lucu dan aneh sekaligus, betapa sebuah tempat dapat membuatmu mengingat, merasa dan memaknai hidup, memaknai orang-orang, mereka yang sempat hadir mengisi hari-hari.

Kusuapkan sisa sendokan nasi terakhirku, kureguk es teh pesananku, melihat sisa lima belas menit waktuku yang tersisa. Kubayar pesananku dan kuberanjak pergi dari warteg seberang kampus.

2 komentar:

  1. kenaikan harga yang mencolok ngga lo cantumin juga de, mungkin klo mba-mbanya baca jadi turun gitu.. hahaa..

    BalasHapus
  2. Ahahaa duwayyy, bisa2 gw ditandain kalo makan disitu lagi *ngakak

    BalasHapus